Lembaran Puisi

Selasa, 15 Juli 2014

Kasihku tak meminta pamrih

Hanya untuk bertahan di sini, aku menentang nurani
Untuk tak menyakitimu, ku memendam lara
Bahkan takdir, merenggutmu dari mimpiku
Ku sayangi engkau setulus hatiku,
Tak usah kau balas,
Tak usah kau perduli
Tak apa..
Kasihku tak meminta pamrih
Saat hatiku menangis karena kecewa
Aku berpikir untuk menghapus segala jejakmu,
Agar mudah melupakanmu,
Tapi rindu tak pernah bisa kubendung,
Tapi sayang tak mampu kuhapus
Lalu hatiku berbisik,,
Aku ingin mengehela setiap nafas bersamamu,
Aku ingin berbagi setiap cerita denganmu,
Tak memilikimu, masih bisa jadi sahabatmu..
Tak apa.. kasihku tak egois
Namun, engkau menampik ketulusanku
Meski engkau membuangku, aku takkan pergi
Meski engkau tak menginginkanku, aku takkan berlalu
Mungkin engkau takkan pernah merasakan keberadaanku
Dari sini, aku hanya akan mengintip indahmu
Aku yang menangis, melihatmu terluka
Aku yang tersenyum, melihatmu tertawa..
Meski bukan karenaku
Aku yang senang, melihatmu bahagia..
Meski bukan bersamaku
Tak apa.. aku sadar, aku bukan mahluk sempurna

Rabu, 09 Juli 2014

Lenyapkan aku dalam sunyi ini.

Lenyapkan aku dalam sunyi ini.
Tak usah tengok aku lagi.
Berlarilah, aku tak ingin lagi mengejar.
Tinggalkan aku dalam hampa ini.
Maaf, kemarin dan kemarin aku mengusik.
Sudah ku ‘hide’, kupastikan takkan lagi mengganggu
***
Mata tak buta, hanya terpejam karena tak ingin lagi menyaksikan
Telinga tak tuli, hanya tersumbat karena tak ingin lagi menguping
Mulut tidak bisu, hanya terdiam karena tak ingin lagi terdengar
Hati bukan batu, hanya kubiarkan membeku biar saja mati rasa.
***
Bertahan di sini karena berjanji
Tak jua berlalu karena berbudi
Ku sembunyikan bening yang kembali menetes
Tak usah lagi tau bahwa aku